Minggu, 06 November 2011

Filsafat Pendidikan Matematika

Tugas mata kuliah filsafat pendidikan matematika

Oleh :

Theresia Ayu Pratiwi (08144100105)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2011

Elegi Menggapai Matematika Yang Tidak Tunggal

Pernyataan tentang “Elegi menggapai Matematika yang tidak Tunggal” yang disampaikan oleh Bapak Marsigit sangat menarik. Yang harus digaris bawahi adalah Matematika menurut Aristoteles.

Menurut saya, Matematika itu merupakan ilmu pengetahuan yang satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan. Saya setuju dengan pernyataan Bapak marsigit tentang teoti Aristoteles. Obyek matematika itu berada di luar pikiran kita yang memiliki ciri – ciri konkrit dan relatif. Teori yang mampu untuk dipahami dan mampu memperbaiki pendidikan matematika di Sekolah.

Elegi Jebakan Filsafat

Inti dari pernyataan “Elegi Jebakan Filsafat” itu AKU adalah AKU.

Inti permasalahan adalah aku dan ada dalam diriku sendiri. Dimana ketika aku harus dihadapkan ilmu yang diibaratkan sebagai permasalahan. Sedangkan jebakan itu adalah bayangan ku sendiri yang bersifat sangat halus, lembut, tersembunyi dan hanya dapat dirasakan dalam pikiran ku saja. Tempat tinggal jebakan ku ada pada dimensi ku yang bentuknya beranekaragam.

Dari permasalahan itu hanya aku yang mampu memecahkan dan memutuskan semuanya. Ketika seseorang dilanda masalah, dia harus sadar dengan permasalahannya. Misalkan aku, maka posisi dimana aku harus menyadari percobaan dan persoalan itu sendiri khususnya pada obyek permasalahan itu. Jika seseorang tidak sadar akan permasalahannya, maka dia terperangkap dalam kesadarannya sendiri. Dan jika sadar, seseorang akan sadar sebab kenapa seseorang diberikan cobaan itu. Ketika aku dihadapkan pada suatu cobaan itu maka aku hrs mampu membuka hati dan pikiran ku untuk berbesar hati, menerima dan ikhlas dalam menjalankan semua cobaan yang menerpaku serta aku harus mampu menyikapi dan mengambil hikmah dari semua itu. Mencoba mengikhlaskan sesuatu yang seharusnya tidak menjadi milik kita. Jangan pura-pura ikhlas tetapi tidak ikhlas, atau jangan mengatakan ikhlas padahal dihati kita tidak pernah merasa ikhlas. Ikhlas itu dari hati, bersih dan tak bersyarat.

Perhatian itu adalah gabungan dari ikhlas dan sadar. Jika kamu menyadari cobaan yang telah terjadi, maka sebenarnya cobaan itu patut kamu terima. Maka terimalah dengan ikhlas, bukan hanya pura pura menerima tetapi tidak ikhlas.

Minat itu sendiri dari penerimaan, jika penerimaannya ikhlas maka respon yang timbul akan positif, begitu sebaliknya. Pengertian dibangun oleh niat dan penilaian, dengan pengertian maka dapat membangun kembali niat dan penilaian positif untuk memecahkan masalah yang ada. Orang- orang yang berkarakter, adalah orang orang yang mau menghadapi masalahdengan cara yang bijaksana. Terutama sikap dan penilaian. Menghadapi atau menghindar? Orang yang berilmu adalah orang yang berani memecahkan dan menghadapi masalah.

Jebakan sebagai bayangan permasalahan ku itu memang beraneka ragam bentuknya. Tidak hanya jebakan sadar, keikhlasan, perhatian, minat, pengertian, sikap dan karakter, tetapi masih banyak lagi, misalnya: jebakan disiplin, kejujuran, kebaikan, tanggung jawab dan kepatuhan,dll.

Jadi Kesimpulannya adalah jebakan itu adalah bayangan ku sendiri didalam ruang dan waktu. Dan obyeknya dapat berwujud beraneka macam. semakin tinggi ilmu seseorang semakin baik karakter seseorang itu. Kenapa bisa dinilai seperti itu? Karena perbedaan ilmu dan pola pikir yang diterapkan.

Elegi Perbincangan Bukan Benar dan Bukan Salah

Inti dari pernyataan “Elegi Perbincangan Bukan Benar dan Bukan Salah” adalah pada di diriku sendiri. BENAR atau SALAH tergantung diriku sendiri. Disini aku sebagai subjek yang dihadapkan oleh pertanyaan maupun pernyataan dan orang lain sebagai objek yang melontarkan pertanyaan kepadaku.

Contoh: jika kita dihadapkan oleh pertanyaan benar dan salah, keadaan itu tidak mengharuskan kita untuk membenarkan dan menyalahkan pertanyaaan tersebut. Keadaan yang saat ini kita rasakan tidak salah juga tidak benar menutut orang lain. Pertanyaan yang ditanyakan kepada kita bukan merupakan pertanyaan yang tidak dapat dikatakan benar atau salah.

Inti dari pernyataan tersebut adalah semua tergantung pada diri kita untuk mempersepsikannya yang mengasumsikan benar atau tidaknya. Baik ditinjau dari pertanyaan, keadaan, waktu, ruang dan logika. Orang lain hanya dapat meihat dan bertanya. Jika benar menurut kita ya dijalankan dan salah bagi kita ya ditinggalkan.

Elegi Seorang Hamba Menggapai Harmoni

Dari pernyataan tersebut, hamba yang menggapai harmoni itu adalah menggapai keselarasan, kenikmatan dan kebahagiaan untuk kita tetapi tidak menyimpang atau disharmoni. Sebenarnya sgala sesuatu yang kita cari di dunia ini adalah ada pada diri kita sendiri. Mau di bawa kemana tujuan hidup ini???

Bekerja, belajar, berusaha, berdoa dan berikhtiar. Jika syari’at kita kuat terhadap Tuhan maka akan dapat perolehan yang banyak di dunia dan semua itu bersifat Black Hole. Hati, jiwa dan hidup ahrus berputar pada poros iman dan taqwa (habluminallah) dan hati, jiwa dan hidup harus berikhtiar dengan sesame dalam pergaulannya untuk memperkokoh tali ibadah (habluminanash).

Kesimpulannya, Sebenarnya diriku, dirimu dan dirinya, semuanya adalah sebagai hamba yang menggapai harmoni. Dan dunia adalah harmoni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts